Cross Margin Trading adalah mode trading dengan leverage yang menggabungkan semua aset akun ke dalam satu pool margin, menggunakan cross-collateralization untuk manajemen risiko dan alokasi modal. Dibandingkan dengan Isolated Margin Trading, mode ini menawarkan efisiensi modal yang lebih tinggi dan fleksibilitas trading yang lebih besar. Namun, kerugian dari satu trade dapat mempengaruhi semua posisi di akun, sehingga manajemen risiko yang cermat dan pemantauan modal menjadi sangat penting.

 

Bagaimana Cara Kerja Cross Margin

Cross Margin menggabungkan nilai total semua aset dalam suatu akun untuk menghitung Rasio Margin, yang didefinisikan sebagai:

Rasio Margin = Total Nilai Aset / Total Liabilitas

  1. Ketika Rasio Margin turun di bawah Ambang Batas Margin Call platform, pengguna diharuskan untuk menambah dana.

  2. Jika Rasio Margin terus turun di bawah Ambang Batas Likuidasi, sistem akan memicu proses Likuidasi, secara otomatis menjual posisi untuk melunasi dana pinjaman, yang dapat berpotensi mengakibatkan kerugian seluruh aset.

 

👇Kasus simulasi berikut (tanpa memperhitungkan biaya dan bunga untuk menyederhanakan) menggambarkan cara kerja Cross Margin.

 

Studi Kasus: Simulasi Cross Margin Trading

Hari 1, Pengguna A melakukan trading menggunakan akun leverage dengan parameter sebagai berikut:

Item

Nilai

Akun Margin

4.000 USDT

 

Leverage

3X

 

Dana Pinjaman (Total Liabilitas)

8.000 USDT

 

Pasangan Trading

ETH/USDT

BCH/USDT

Harga Awal

2.000 USDT

2.000 USDT

Jumlah Trading

3 ETH

3 BCH

Nilai Posisi

6.000 USDT

6.000 USDT

Total Nilai Posisi

12.000 USDT

 

Rasio Margin Awal

12.000 / 8.000 = 1.5

 

 

  • 💡Pengguna A menggunakan 4.000 USDT dari modal sendiri, meminjam 8.000 USDT, dan mengalokasikan total 12.000 USDT untuk membeli 3 ETH dan 3 BCH, menghasilkan Rasio Margin awal sebesar 1,5.

 

Perubahan Pasar dan Fluktuasi Rasio Margin

Hari 2: Divergence Pasar

Kondisi:

ETH/USDT

Naik menjadi 2.300 USDT

BCH/USDT

Turun menjadi 1.550 USDT

 

Dihitung sebagai:

Total Nilai Aset: (2.300 × 3) + (1.550 × 3) = 6.900 + 4.650 = 11.550 USDT

Rasio Margin: 11.550 / 8.000 = 1,44375

 

  • 👉  Rasio tetap di atas ambang batas Margin Call yang diasumsikan (1.16), sehingga akun tetap berada dalam rentang aman untuk melanjutkan trading dengan normal.

 

Hari 3: Penurunan Signifikan BCH

Kondisi:

ETH/USDT

Turun menjadi 2.200 USDT

BCH/USDT

Turun lebih lanjut menjadi 850 USDT

 

Dihitung sebagai:

Nilai Total Aset: (2.200 × 3) + (850 × 3) = 6.600 + 2.550 = 9.150 USDT

Rasio Margin: 9.150 / 8.000 = 1,14375

 

  • 👉Jika Rasio Margin turun di bawah Ambang Batas Margin Call (1.16), maka「Margin Call」 akan diaktifkan. Tanpa penambahan dana, penurunan harga lebih lanjut yang mendorong rasio di bawah Ambang Batas Likuidasi (1.1) akan memicu「Likuidasi」. Sistem akan menjual posisi untuk melunasi dana pinjaman, yang berpotensi mengakibatkan kerugian total aset.

 

Penggunaan dan Pertimbangan Risiko untuk Cross Margin

Pengunaan

Cross Margin cocok untuk trader dengan modal yang lebih besar yang mencari alokasi aset yang fleksibel, karena sistem ini memaksimalkan penggunaan semua dana dalam akun untuk meningkatkan efisiensi leverage.

Pertimbangan Risiko

Karena semua posisi berbagi pool margin yang sama, fluktuasi harga pada satu aset dapat mempengaruhi Rasio Margin keseluruhan akun, sehingga meningkatkan risiko kerugian. Rekomendasi meliputi:

  1. Pantau dan lacak risiko secara real-time.

  2. Terapkan mekanisme stop-loss untuk membatasi potensi kerugian.

  3. Pilih rasio leverage yang sesuai berdasarkan volatilitas pasar.